Banyak Ber(media) Lupa Ber(sosial) : Perilaku Kita yang Perlu Menjadi Refleksi

Brilian Aulia
3 min readMar 11, 2021

--

Seri-2 #YangTrending

How does a tech-savvy School resolve ‘the social dilemma’?

Digital Civility Index (DCI) Microsoft 2020, tentang indeks kesopanan pengguna internet di Indonesia.

Netizen atau pengguna media sosial di Indonesia tengah ramai memperbincangkan tentang laporan Digital Civility Index (DCI) terbaru yang belum lama ini dirilis oleh Microsoft. Di Twitter, kata kunci ‘Microsoft’ menjadi trending topic dengan lebih dari 59.000 twit diunggah netizen Indonesia.

Laporan DCI dari Microsoft tersebut, merupakan hasil riset yang mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dari seluruh dunia, saat berkomunikasi di dunia maya. Microsoft menyusun laporan tersebut berdasarkan survei yang diikuti oleh 16.000 responden dari 32 wilayah, yang mana 503 orang responden berasal dari Indonesia.Diberitakan Kompas.com, Kamis (25/2/2021), dalam hasil riset tersebut, warganet Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara, alias paling tidak sopan di wilayah tersebut.

Gambaran Netizen Negara kita saat ini

Tingkat kesopanan warganet Indonesia memburuk delapan poin ke angka 76, di mana semakin tinggi angkanya, tingkan kesopanan dinilai semakin buruk. Laporan DCI terbaru dari Microsoft, dapat diunduh pada tautan berikut: DCI 2020 Indonesia.Buntut dari perilisan laporan tersebut, akun Instagram resmi milik Microsoft dihujani dengan komentar yang cenderung negatif, yang dilontarkan oleh netizen Indonesia sehingga dari dampak tersebut beberapa post akun @microsoft,menutup kolom komentarnya.

Dari hal tersebut saya tidak akan menyalahkan pihak manapun yang utama bagi kita semua yakni “apakah kita sudah pantas kah kita untuk berperan dalam media sosial dengan bijak dan optimal ?” perlu banyak peran dalam hal ini baik aturan,tata kelola dan pola pikir sehingga dapat menciptakan ekosistem sosmed kita yang lebih progresif dan inklusif,sulit untuk mencapainya memang namun bagaimana menjadi bangsa yang besar dan sejajar dengan negara maju lainnya jika dari kita sendiri sibuk dengan urusan saling fitnah, saling singgung, saling serang dan banyak lainnya yang tidak bisa disebutkan dengan membawa ideologi,gagasan,opsi subjektif tersebut benar dan secara objektif sendiri.kita telah sadar, bahwa polarisasi masyarakat akan berdampak negatif bagi bangsa Indonesia kedepannya. Kita sebagai rakyat Indonesia harus menyudahi masalah ini dan membangun bangsa bersama. Mari kita menyudahi saling hujat dan kritik kepada orang lain. Selain itu, kita sebaiknya menyadari bahwa pemerintah telah melakukan kebijakan yang terbaik, namun tidak menutup kemungkinan pula terjadi kesalahan. Dan yang terakhir adalah sebaiknya kita tidak asal dalam memilih pemimpin, karena merekalah yang akan memangku tampuk kekuasaan atas hajat rakyat Indonesia.

Ini pun baru awal menuju tahun 2024 yang semakin gila tak terbanyakan apa dan bagaimana dampaknya bagi kita,Jika hal ini makin melebar,berjalan terus, semakin lama, maka jelas akan terpolarisasi bangsa ini.kericuhan yang sengaja diadakan, hasilnya justru membuat distraksi di tengah masyarakat dan kelemah-kelemahan baru.Bukan hanya SDA aja, tapi semua strategis di segala sektor pun terisikan orang asing atau orang” yg sebenarnya punya ambisi memanfaatkan kelengahan bahkan “kebodohan” masyarakat tanpa kita sadari langsung, terutama di bidang teknologi dan ekonomi.Jadi dari sini siapakah yang akan diuntukan?dan bagaimana dampak bagi kita? serta apa saja solusi dari permasalahan tiada henti ini? (mari mereflesikan dari masing-masing).

Haparannya,Setelah mampu setidaknya berani bersikap dalam memahami tata dan aturan bersosial media, hendaknya para pengguna medsos juga cakap dalam bermedia sosial. Artinya, selain beretika pengguna medsos tetap harus mengerti situasi kondisi dan berhati-hati dalam bermedia sosial. Sebab, sama halnya kehidupan nyata, di dunia maya juga rentan terjadi tindak kejahatan dan tindakakan tak patut yang akan merugikan orang lain.

Media sosial perlu dikembalikan pada fungsi mencerahkan dan mencerdaskan generasi muda,Sehingga barbagai inovasi dan kreasi tumbuh dan berkembang yang mana setelah sekian jalan panjang diperalat oleh “oknum” untuk pengabdian pada kepentingan politik jabatan kekuasaan semata. Untuk itu, mari kita berani bersiap untuk turut berpartisipasi memanfaatkan media sosial yang lebih membangun.

--

--