Perancangan Umum Projek Mobile Hands-On Learning yang Fleksibel dan Terbuka Bagi Pelajar

Brilian Aulia
4 min readJul 27, 2021

--

Seri-3 #OpiniPopuler

Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

Latar Belakang

Era distrupsi dan VUCA merupakan singkatan Volatility, Uncertainty, Complexity and Ambiguity. Istilah ini populer dalam dekade terakhir, menggambarkan lingkungan bisnis yang makin bergejolak, kompleks dan bertambahnya ketidakpastian ( perkembangan pesat pada segala aspek di era digital. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat diperlukan agar Indonesia mampu bersaing di era digital. Inti dari perkembangan teknologi adalah kompetensi SDM Indonesia dalam bidang (STEAM — Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics).

Dalam hal kemampuan sains siswa-siswi Indonesia dalam ranah pendidikan juga tidak kalah memprihatinkan. Skor tes PISA menunjukkan bahwa rata-rata skor siswa Indonesia adalah 371 dalam membaca, matematika 379, dan sains 396. Capaian skor tersebut di bawah rata-rata 79 negara-negara peserta PISA, yakni 487 untuk kemampuan membaca, dan 489 untuk kemampuan matematika dan sains. Salah satu penyebab rendahnya kemampuan capaian sains siswa Indonesia adalah pembelajaran yang bersifat tekstual dan kurang kontekstual. Siswa dipaksa menghafal berbagai rumus, ditekan untuk mencapai target nilai tertentu, dan metode pengajaran yang hanya bersifat ceramah satu arah. Hal ini menyebabkan pembelajaran sains dipandang sebagai hal yang membosankan dan membuat stress.

Di era industrialisasi dan globalisasi, manusia dituntut untuk berkompetisi satu sama lain dengan meningkatkan nilai jual individu yang dapat ditawarkan kepada pasar tenaga kerja demi mendapatkan profesi yang sesuai dengan harapan. Hal ini merambat ke sistem pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan di politeknik. Dengan tuntutan seperti itu, pihak kampus secara tidak langsung dituntut untuk meluluskan peserta didik dengan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Berbagai macam cara dilakukan oleh instansi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan; seperti pembaruan kurikulum, pelatihan untuk pengajar, dan pemberlakuan sebuah kebijakan.

Konsep Implementasi

Sekolah bukan hanya sebagai unit pendidikan, namun sebagai pabrik manusia yang mencetak ribuan intelektual. Ribuan lulusannya yang diharapkan mampu bersaing dengan segala percepatan kemajuan saat ini dan di masa yang akan datang. Unit-unit pendidikan hendaknya dipersiapkan dengan begitu apik untuk mendukung pembelajaran para siswa dan mahasiswa Indonesia untuk masa depan pendidikan yang lebih baik.

Kebijakan merdeka belajar dan pembelajaran STEAM sangat cocok diterapkan di Indonesia, karena dapat memicu kreativitas siswa dalam pengaktualisasian ilmunya dan menghilangkan pola pikir seragam.Sehingga dari pola pembelajaran yang lebih mengarahkan siswa pada projek belajar agar melatih dan belajar sejak dini berpikit kritis,berkolaborasi,pemecahan masalah,dan lainnya yang merupakan softskill yang menjadi fundamental dalam menghadapi dan menjalani tantangan zaman yang bergitu pesat.Hal ini memungkinkan siswa mampu berkolaborasi dan belajar bidang ilmu lain yang dapat menambah wawasan mereka karena terkadang dunia kerja sekarang dapat sedinamis.

Namun, pengajaran STEAM masih dilakukan dengan cara menghafal rumus-rumus, definisi, persamaan, dan lain sejenisnya. Akibatnya, siswa menjadi tertekan dan menurunkan minat saat belajar sains dan matematika. Siswa mempelajari matematika dan sains semata-mata untuk mengejar syarat kelulusan saja, tanpa ada rasa untuk memahami konsep secara mendalam apalagi mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu solusinya yaitu,Agar pembelajaran STEAM di lingkup keluarga tidak membosankan maka Pengajaran STEAM dapat dilakukan dengan berbagai metode yang interaktif utamanya dengan media dikala pandemi sekarang ini dan juga pengajaran STEAM dapat dilakukan dengan cara pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Cara penerapan metode ini adalah, guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk melakukan kerja kelompok, sesuai dengan tema pada pelajaran dan isu-isu terkini seperti start-up, basic engineering, climate action,dan lain-lainnya.

Kesimpulan

Photo by Alexander Schimmeck on Unsplash

Satu hal yang pasti, kita harus mulai melatih anak muda generasi penerus kita menjadi pekerja mandiri menjelajahi profesi-profesi baru. Ketika mesin dibuat menjadi lebih pandai dari manusia, maka pintar saja tidak cukup dan perlu upaya dalam mental dan nalar yang kuat.
Anak muda kita untuk mempersiapkan Bonus Demografi Indonesia sampai tahun 2045 yang diperlukan melatih hidup mandiri dengan mental self-growing, self-power, kreatifitas dan inovasi, serta perilaku baik dalam melayani dan menjaga tutur katanya di dunia maya (yang sekalipun memberi ruang bebas dan kemudahan).Di masa depan saya yakin, sistem kuno tersebut akan banyak ditinggalkan. Anak-anak bukan lagi bekerja undercontroled, disuapi ilmu oleh bapak/ibu guru dan dosen, namun siswa lah yang akan menjadi aktor utama dalam pengalaman belajarnya masing-masing.

Teknologi akan menjadi pemecah batasan masyarakat kecil dan menengah untuk mencicipi ilmu apapun yang mereka suka. Bahkan, di masa depan, pendidikan sudah menjadi hal lumrah. Kini dan nanti, Indonesia selalu akan optimis menyediakan pendidikan terbaik untuk anak di seluruh pelosok negeri.

--

--