“Sistem Terkait Teknik Elektro & Informatika di PT KAI”IK5ABKS_W5

Brilian Aulia
7 min readOct 21, 2021

--

Seri-3 #MeReview

Riwayat Singkat PT KAI dan Penjelasan umum mengenai FASOPKA

PT KAI Indonesia mulia didirikan pada tahun 1945–1953, sistem terpisah (kecuali Perusahaan Kereta Api Deli) digabungkan menjadi Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI, Layanan Kereta Api Republik Indonesia). Sistem perkeretaapian non-negara di Jawa mempertahankan keberadaan kertasnya sampai tahun 1958, ketika semua jalur kereta api di Indonesia dinasionalisasi, termasuk Perusahaan Kereta Api Deli, dengan demikian mendirikan Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA, Perusahaan Negara Kereta Api) pada tanggal 25 Mei 1963.Pada tanggal 15 September 1971 nama PNKA diubah menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). Kemudian, pada tanggal 2 Januari 1991, PJKA diubah nama dan statusnya menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka),dan per 1 Juni 1999 diubah menjadi perusahaan saham gabungan sebagai PT Kereta Api (Persero) (PT KA).Pada Mei 2010, namanya diubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero) (PT KAI) hingga saat ini.Pada tahun 2014, KAI mengangkut 300 juta penumpang dan 30 juta ton kargo per tahun. Prediksinya akan berlipat ganda dalam 5 tahun.

PT. Kereta Api Indonesia memiliki struktur organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanan serta mengantisipasi tantangan dan peluang bisnis yang semakin kompetitif sehingga proses pencapaian tujuan perusahaan dapat terlaksana secara efisien.Secara umum, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki tujuh anak perusahaan/grup usaha yakni KAI Services (2003), KAI Bandara (2006), KAI Commuter (2008), KAI Wisata (2009), KAI Logistik (2009), KAI Properti (2009), PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015).Pada prosedur manajemen persediaan barang yang ada pada PT. Kereta Api Daop 6 Yogyakarta umumnya sama dengan SOP Pengadaan barang yang biasa dijalankan. Antara lain perolehan Barang (pengajuan, pengadaan, penerimaan, pencatatan dan labelisasi barang), pemanfaatan barang (pemanfaatan, mutasi, optimalisasi), pelepasan barang, pelaporan barang. Unit Sintelis memiliki keterhubungan dengan UPT Resor Yang memiliki peran dalam pemeliharaan dan perawatan peralatan Sintelis serta perencanaan kebutuhan barang yang akan dibutuhkan untuk mendukung kegiatan operasional lintas.

Gambar 1.Pemaparan sistem operasi FASOPKA pada PT KAI (Prapto Utomo.2021)

Sesuai penjelasan Pak Prapto,Fasilitas Operasi Perkeretaapian di Indonesia atau biasa disingkat FASOPKA pada PT KAI yang mana secara umum terdiri dari tiga sub kerja yaitu signalling,Telekomunikasi,dan Elektrikal yang mana unit teknis kerja pada operasi umumnya.Hal tersebut telah diatur dalam pengaturan atau regulasi pada direktorat perkeretaapian PM 44 2018 untuk sistem signalling.PM 45 2018 untuk telekomonikasi dan PM 50 2018 untuk electricitynya dan pembuatan,sertifikasi,dan pengoperasian maupun maintenance alat dan komponen baru.Berikut merupakan penjabaran tiga macam sub sistem pada PT KAI ;

Gambar 2.Regulasi Sub kerja Operasi dari Dirjen Perkeretaapian Indonesia (Prapto Utomo.2021)

1. Signalling

Pada sub kerja ini yang mana mengatur sistem kerja pengoperasian dengan tenaga listrik mapun mekanik yang mana pada sistem persinyalan elektrik antara terdiri dari ; interlock electrik,data logger,proteksi,catu daya,dan data pelayanan yang mana pada sinyal elektrik penggunaannya umumnya pada rangkaian proses kereta api guna menunjang perjalanan sehingga bisa dioperasikan dengan optimal yang kedua persinyalan mekanik yang terdiri dari interlocking mekanik dan pesawat blok yang digunakan secara operasi manual secara mekanik sehingga hasil data kerja dari interlocking dan blok sistem mekanik lebih besar namun penggunaannya lebih banyak memakan daya dibanding dengan elektrik.

Peralatan Persinyalan Perkeretaapian adalah fasilitas operasi kereta api yang berfungsi memberi petunjuk atau isyarat berupa warna, cahaya atau informasi lainnya dengan arti tertentu. Jenis sinyal pada perkeretaapian digolongkan dalam sinyal elektrik dan sinyal mekanik.Sinyal elektrik adalah isyarat lampu seperti halnya lampu lalu lintas untuk mengatur jalan/ tidak jalannya kereta api. Jenis persinyalan ini terdiri dari sinyal masuk, sinyal berangkat dan sinyal muka. Sinyal berangkat terbagi menjadi 3 aspek yaitu aspek berjalan dengan indikasi lampu hijau, aspek berjalan hati-hati dengan indikasi lampu kuning, dan aspek berhenti dengan indikasi lampu merah.

Sedangkan Sinyal mekanik adalah perangkat sinyal yang digerakan secara mekanik, disini ada papan/lengan semapur yang dinaikan atau diturunkan untuk memberi perintah kepada masinis kereta api. Sistem ini masih digunkan di Indonesia pada lintasan dengan freakuensi yang rendah namun mulai ditinggalkan dan digantikan dengan sistem yang lebih modern. Sinyal mekanik juga dibagi menjadi dua jenis yaitu yang pertama peralatan dalam ruangan diantaranya interlocking mekanik dan pesawat blok, yang kedua peralatan luar ruangan diantaranya peraga sinyal mekanik, penggerak wesel mekanik, petunjuk kedudukan wesel mekanik, penghalang sarana dan media transmisi atau saluran kawat.Kondisi sistem persinyalan kereta api di Indonesia sekitar 60% masih berupa sistem persinyalan mekanik dan sisanya 40% merupakan sistem persinyalan elektrik. Dari 529 stasiun di seluruh Indonesia, sistem persinyalan pada 316 stasiun masih berupa sistem sinyal mekanik dan 213 stasiun berupa sistem sinyal elektrik.Pengunaan secara umum sinyal yang dipergunakan merupakan sinyal listrik, namun bila aturan sedang terbatas dipergunakan pendekatan kepada berikut: macam sinyal mekanik kepada frekuensi lalu-lintas rendah;sinyal mekanik dengan blok elektro mekanik kepada frekuensi lalu-lintas sedang;sinyal listrik kepada frekuensi lalu-lintas tinggi.

2. Telecomunication

Pada sistem telekomunikasi pada sistem kereta apin indonesia secara umum untuk Pemantauan; pengawasan, dan pemerikasaan secara suara maupun dara guna pengaturan kendali kereta secara sistem telekom antar internal dan eksternal unit kerja tiap sub bidang opeasinya.Seperti contonya dengan penggunaan CBTC (Communications-Based Train Control) atau Sistem Kendali Kereta Berbasis Komunikasi merupakan sistem persinyalan kereta api berbasis komunikasi antara kereta dan peralatan lintasan dengan frekuensi radio (RF) sebagai komunikasi data antarberbagai subsistem yang terintegrasi. Sistem ini memungkinkan kereta beroperasi tanpa masinis dan dikendalikan melalui Pusat Kendali Operasi (Operation Control Center).Tujuan utama penggunaan CBTC dalam sistem komunikasi kereta api untuk meningkatkan kapasitas lintasan dengan mengatur jarak antarkereta menjadi lebih dekat namun tetap dalam jarak aman

3. Electricity

Pada elektifikasi ini secara umum terdiri dua macam sub kerjanya yaitu catu daya listrik baik AC maupun DC sesuai regulasi untuk pengoperasian peralatan untuk penerim,penyearah,dan penyulang sumber data kereta apinya yang pada sistem KRL menggunakan 1500 V DC dan sub kerja kedua yaitu sistem peralatan tenaga listrik yang mana berfungsi untuk transimisi daya secara DC maupun AC sebagai sistem penyulang,proteksi,dan jaringan distribusi dayanya. Pemilihan sistem elektrifikasi didasarkan pada nilai keekonomian dari pasokan energi, pemeliharaan, dan biaya modal dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh untuk lalu lintas barang dan penumpan

Sistem Persinyalan pada PT KAI untuk pengoperasi dan pengendalian

Sistem persinyalan merupakan sarana untuk menjamin keselamatan perjalanan kereta api dari suatu stasiun menuju stasiun berikutnya serta untuk menjamin keselamatan perjalanan kereta api dari suatu stasiun menuju stasiun berikutnya. Setiap perangkat yang ada di sistem persinyalan, seperti sinyal wesel, pendeteksi keberadaan kereta api, meja pelayanan operator dan pesawat blok semuanya saling terkait dan saling mengunci satu sama lain yang diatur oleh sebuah sistem yang disebut dengan sistem interlocking.Centralized Railway Traffic Control System merupakan bagian dari sistem persinyalan kereta. Sistem CTC berfungsi sebagai sistem pengendali lalu lintas perjalanan kereta api secara terpusat.

Gambar 3. Block Diagram Unit Sistem Peralatan Persinyalan (Pak Prapto.2021)

Pada materi yang disampaikan dari Pak Prapto,gambaran umumnya sinyal dibagi menjadi tiga yaitu sinyal non vital area yaitu sebagai terminal disebut non vital karena jika terdapat kendala pada sub ini maka tidak akan menyebabkan bahaya secara langsung,yang kedua vital arena karena sub ini sangat penting dalam sinyal kerata karena saat sistem fail maka semua operasi akan terganggu pula,yang ketiga merupakan layout operasi untuk sinyal keluaran dan masukkan dengan pengendalian interlockingnya.

Sistem persinyalan ini elemen dasar interlocking -nya adalah berupa relay. Kontrol pelayanannya dari meja pelayanan, sinyal yang digunakan adalah sinyal interlocking SIL-4,peraga sinyal IP54,Counting Head IP67 dan wesel IP54 digerakkan dengan motor wesel.Penerapan sistem sinyal ini menggunakan prinsip antara lain fail safe tidak membahayakan perjalanan kerata api,aspek sinyal harus tegas tidak meragukan,mudah dalam perawatannya,dan penempatan peralatan harus sesuai dengan standart acuan. Sinyal diperlukan untuk membagi ruang perjalanan kereta api ke dalam petak-petak yang disebut blok. Sinyal inilah yang menjamin agar tak terjadi kecelakaan.Terdapat tiga jenis perangkat sinyal yang kerap digunakan dalam operasi perkeretaapian di Indonesia yaitu tuas mekanik, local control panel, dan visual display unit. Dalam mengoperasikan perangkat-perangkat tersebut, diperlukan orang yang menjadi operator. Dalam sistem interlocking elektrik terdapat berbagai komponen di dalamnya.Sedangkan pengoperasian persinyalan perkeretaapian terdapat petugas pengaturan perjalanan kereta api dengan tugas mengoperasikan perjalanan kereta api yang dimulai dari stasiun keberangkatan, bersilang, bersusulan, dan berhenti di stasiun tujuan diatur berdasarkan grafik perjalanan kereta api. (ditpras).

Kesimpulan Kuliah Umum Kapita Selekta Ke-5

Dari hasil pemaparan materi Bapak Prapto Utomo selaku Narasumber Kuliah Umum DTEDI SV bekerjsama dengan PT Kereta Api Indonesia terkait webinar “Sistem Terkait Teknik Elektro & Informatika di PT KAI” dalam maka dari hasil rangkuman singkat ini dan pembahasan dapat kita ambil bebarapa hasil yaitu antara lain :

- Secara umum penjelasan Pak Prapto mengenai penjabaran penjelasan,macamnya,dan operasi secara langsung dari sistem signalling,telecomunication,dan electricy pada kereta api.

- Persinyalan Perkeretaapian merupakan unit fasilitas operasi dari PT KAI dalam memberi petunjuk atau isyarat berupa warna, cahaya atau informasi lainnya dengan arti tertentu. Jenis sinyal pada perkeretaapian digolongkan dalam sinyal elektrik dan sinyal mekanik.

- Sistem telekomunikasi, secara umum transmisi berarti pengiriman suatu sinyal atau informasi dari suatu tempat ke tempat lain.

  • Sistem kerja Electricity kereta api memasok tenaga listrik ke kereta api dan trem tanpa penggerak utama terpasang di atas kereta atau mengisi bahan bakar. Kereta api listrik menggunakan lokomotif listrik untuk mengangkut penumpang atau barang di kereta penumpangyang terpisah atau kereta rel listrik, kereta penumpang yang digerakkan motor sendiri.

Sources: DTEDI SV UGM.(2021).Sistem Terkait Teknik Elektro & Informatika di PT KAI.URL: https://www.youtube.com/watchv=y5TeFe94F80&t=3253s

--

--